Lagi-lagi kemiskinan yang jadi musuh kehidupan. Dibenci semua orang tp pasti dirasakan sebagian besar orang-orang. Kita simak contoh kasus berikut ini, sebuah kisah nyata...
Seperti yang dialami Siti Suamrniah sungguh sangat menyedihkan....Faktor kemiskinan menyebabkan keluarganya di Kampung Rancabango, Desa Rancabango, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat, hidup dalam serba keterbatasan, sejak setahun terakhir ini...Ditambah lagi kondisi fisiknya tak sempurna, tapi ia tak menyerah menjalani hidup. Tubuhnya yang cacat juga tak menyurutkan semangat untuk terus menghidupi ibu dan kakaknya. Di gubuknya yang kecil, Siti Sumarniah yang biasa dipanggil Iah hidup bersama ibunya yang sudah uzur dan seorang kakaknya yang sakit-sakitan...Kendati harus berjalan dengan lutut, Iah tetap melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak dan mengurusi pekerjaan rumah lainnya. Apa pun dilakukannya untuk mengais rupiah. Menjadi buruh cuci atau melakukan pekerjaan lainnya....ck ck ck ck .....menyedihkan sekali....
Seiring berjalannya waktu, Iah mulai sakit-sakitan. Sudah satu tahun ini ia hanya tinggal di rumah. Karenanya Iah dan keluarga kini hidup hanya mengandalkan belas kasihan para tetangga. Tak jarang mereka mengonsumsi nasi basi yang dijemur dan dicuci lagi untuk kemudian dimasak lagi. Inilah sebagian kecil potret kemiskinan di negeri ini.....
Wahai pemerintah dan para pejabat kemana Anda saat ini ??? Tidak kah ini menjadi hutang yang harus kalian bayar atas janji-janji yang telah kalian ucapkan sewaktu minta dukungan di pemilu??? Bukankah kalian pernah menyebut mereka sebagai rakyat, sahabat, saudara saat kalian minta suara???
Sekarang mereka yg kalian sebut sebagai rakyat, sahabat, saudara sedang tak berdaya melawan kemiskinan,..Jeritan kelaparan dan keterbatasan fisik seakan sudah membungkam mulutnya untuk berteriak minta bantuan....
Semoga lewat artikel ini bisa menggerakkan pemerintah dan para pejabat untuk memperhatikan potret-potret kehidupan rakyat kecil dan  memberikan solusi atas masalah ini.........

Sumber : Liputan6.com
27 September 2010

3 komentar:

Ini sudah jadi hal biasa dimana para wakil rakyat yang pada namanya saja berarti "wakilnya rakyat" tidak mewakili rakyat itu sendiri, seharusnya orang2 kecil yang seperti artikel di atas sudah menjadi perhatian para anggota DPR dan pemerintah, bukannya saling melempar tanggung jawab.

Dari dulu yang namanya wakil rakyat sepertinya kurang memperhatikan rakyat.janji2 sebelum pemilu,yang di ucapkan sangat jarang di praktekan jika sudah terpilih.kalau ingin tetap survive,seperti yang pernah di bilang dosen kita (hehehe)jangan mengandalkan pemerintah tetapi mengandalkan diri kita sendiri.

Kepada para pejabat yang belum melaksanakan janji-janjinya atau bahkan sudah tidak berniat melaksanakan janji kampanyenya semoga cepat sadar dan segera memberikan bukti. Sebagai orang-orang yang hampir semuanya bergelar tinggi pastinya lebih pintar untuk berbo... Upsss.. Sory. Sama-sama tahu aja dech. Bukankah dalam UUD 1945 pasal 34 tertera dengan jelas bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar itu adalah tanggung jawab dari pemerintah. Well, yang tertulis memang selalu yang ideal-ideal dan yang bagus-bagus supaya enak dibaca. Tapi implementasinya masih jauh...
Lebih baik departemen-departemen dalam pemerintahan itu tidak terlalu banyak (toh yang kerja itu-itu saja, sisanya mangku jabatan). Supaya biaya gaji itu lebih kecil. Nah... uang dari pemangkasan itu akan lebih baik jika diolah untuk kepentingan rakyat.

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
hmm yah seperti yg difoto deh, umumnya g ga sk yg ribet, just take it easy...wkwkwk

Yahoo Messenger

Chat Box

Pengikut

Blog Archive

Anda Pengunjung ke-